Design a site like this with WordPress.com
Get started

Komando Pasukan Operasi Khusus WPRA Siap Berdoa Puasa untuk Pemulihan Papua

Sebagai bagian dari operasi khusus, maka dari Markas Pusat Pertahanan Tentara Revolusioner West Papua (TRWP) atau West Papua Revoluationary Army (WPRA) lewat Komandan Operasi Khusus mengumumkan kepada dunia secara umum dan khususnya kepada bangsa Papua bahwa

Kami dari Komando Pasukan Operasi Khusus West Papua Revolutionary Army telah siap dan akan bergabung secara massal dalam Doa dan Puasa yang diumumkan Jaringan Doa Rekonsiliasi untuk Pemulihan Papua.

Menurut Pasukan Operasi Khusus, unit Komando Opsus dibentuk tahun 2010 dengan tujuan untuk menjalankan operasi-operasi khusus, terutama operasi-operasi di luar kegiatan militer dalam rangka memfasilitasi kegiatan operasi militer, dalam bentuk operasi secara rohani, operasi dalam bindang ekonomi dan operasi-operasi di luar jalur militer lainnya.

Didapati dalam perjalanan waktu bahwa sejak pertengahan 2020 telah muncul Jaringan Doa untuk Pemulihan dan Rekonsiliasi Bangsa Papua yang dikepalai oleh salah satu orang tokoh perjuangan bangsa Papua, yaitu Selvius Bobii.

Menurut Komando Operasi Khusus WPRA, seluruh pasukan Operasi Khusus akan terlibat dalam doa puasa selama 40 hari mulai 4 April sampai 14 Mei 2021.

Komando Pasukan Khusus WPRA menghimbau kepada seluruh pasukan gerilyawan Papua Merdeka untuk terus berjuang secara fisik dengan mengangkat senjata, dan dalam waktu yang sama pula haruslah ada pasukan khusus yang berperang secara rohani, untuk melawan principalities dan empires yang menguasai lapisan surga kedua di angkasa, di mana Lucifer bertahta dan menjalankan pemerintahannya.

Doa-doa untuk pemulihan, rekonsiliasi dan kemenangan atas Indonesia haruslah tembus sampai kepada Allah. Dan untuk itu perlu banyak berdoa dan berpuasa. Mulai tahun 2021, kita jadikan sebagai tahun doa dan puasa.

Mengempuni dan Mendoakan Orang Indonesia Adalah Perintah Allah untuk Orang Kristen

Pada saat Angkatan Bersenjata Papua Merdeka atau West Papua Army berbicara tentang “pengampunan” dan doa untuk pengampunan bagi orang-orang yang membenci dan merencanakan serta melakukan kejajahtan terhadap bangsa Papua, maka tentu saja bisa menimbulkan penafsiran bahwa kita mengampuni Indonesia atas semua hal yang dia lakukan selama ini di Tanah Papua, atas diri dan nyawa bangsa Papua.

BUKAN BEGITU!

Amunggut Tabi, Gen. WPRA mengatakan,

Ini adalah strategi peperangan Rohani, karna kita tidak hanya berperang secara jasmani, tetapi terutama kita berperang secara rohani, untuk memenangkan hati Allah, karena Tuhan hanya berpihak kepada KEBENARAN, dan yang dimaksud “KEBENARAN” di sini ialah KEBENARAN DIA sendiri, bukan kebenaran saya, apalagi kebenadan Anda.

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,” *Yohanes 4:16a”, di sini Alkitab TIDAK mengatakan “Karena begitu besar kasih Allah akan orang Kristen”. Apalagi Alkitab tidak mengatakan, “Karena begitu besar kasih Allah akan orang Papua”. Sama sekali tidak!

Allah mengasihi semua orang, orang Papua, Indonesia, orang Kristen, orang Islam, orang Ibrani, orang Yunani, orang hitam-putih, orang timur-barat orang utara-selatan, orang Melayu, orang Melanesia. Semuanya

Pada saat kita berdoa, mengeluh tentang penjajahan Indonesia atas tanah Papua, mengeluh dan mengundang Allah untuk turun tangan membantu dalam penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM dan berbagai hal lain, kita harus tahu bahwa pertama-tama kita harus berbicara atas dasar kasih.

Kasih harus menjadi alasan, dasar, titik-tolak, dan sebab daripada doa kita. Bukan kebencian. Bukan denndam. Bukan kepahitan. Bukan….., bukan….

Kasih…. Kasih…. dan Kasih…. harus menjadi dasar.

Kasih kita harus kita buktikan dengan pertama-tama mengampuni. Setelah kita mengampuni, maka kedua kita doakan. Setelah kita doakan maka terakhir kita lupakan.

Setelah itu baru kita datang kepada Allah, menyampaikan petisi kita kepada-Nya, dengan tulus, dengan terus-terang, dengan berani, dan menuntut Tuhan berperkara.

Matius 5:24 TB

tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.TB: Alkitab Terjemahan Baru

https://www.bible.com/id/bible/306/MAT.5.24.TB

Doa Undangan Terbuka untuk Octovianus Motte, Jeffry Pagawak, Victor Yeimo dan Sebby Sambom

Dalam doa bersama di Markas Pusat Pertahanan Tentara West Papua di Yako, Vanimo, Papua New Guinea, di antara para perwira Tentara Revolusi West Papua Gen. WPA Amunggut Tabi menyampaikan doa kepada Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus sebagai berikut.

Di dalam nama Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus, Aku sebagai hamba-Mu, General WPRA Amunggut Tabi datang menghadap, Lapor, Ya Yesus Panglima Mahatinggi Komando Revolusi semesta alam sepanjang masa.

Lapor, saya mengundang Engkau, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu dalam perjuangan Papua Merdeka, sehingga apa yang terjadi dalam perjuangan ini bukan kehendak manusia, bukan kehendak oknum, bukan kehendak pribadi, tetapi adalah kehendak Tritinggal Allah, kehendak bersama dan kehendak untuk merdeka dan bebas bagi bangsa Papua, wilayah West Papua.

Lapor, di dalam Nama Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, izinkan saya mengundang lewat doa ini, kepada

  1. Tuan mantan Ketua ULMWP, Dr. Octovianus Motte, di Amerika Serikat
  2. Tuan Victor Yeimo, mantan Ketua KNPB, di Tanah Papua
  3. Tuan Jeffry Pagawak, di Tanah Papua
  4. Tuan Sebby Sambom di Tanah Papua.

agar mereka datang bergabung dengan orang tua mereka, Mathias Wenda, Chief Gen. WPRA, dan bergabung ke dalam ULMWP untuk membawa perjuangan bangsa Papua memasuki tahapan-tahapan penyelesaian pendirian negara, sebelum berhadapan dengan NKRI.

Saya tahu bahwa NKRI menginginkan UUDS NRWP ini tidak disahkan pada tahun ini sebelum UU Otsus disahkan untuk memperpanjang pendudukan NKRI atas tanah Papua.

Saya tahu bahwa ada organisasi dan oknum di dalam ULMWP mendukung program NKRI secara terang-terangan. Saya sudah tahu nama mereka, dan saya juga telah tahu di mana mereka bertemu dan mereka membicarakan apa saja dengan NKRI. Akah tetapi itu tidak penitng. yang terpenting ialah bahwa kami semua satu bangsa, satu tujuan: One People – One Soul. Dan atas dasar itu Engkau tahu, saya mengasihi mereka dengan sungguh-sungguh dari dalam hati saya.

Ya, Yesus, Engkau sebagai Raja Damai yang akan datang memerintah segenap alam semesta sepanjang masa, yang sedang kami persiapkan di dalam Negara Republik West Papua untuk kedatangan-Mu.

Ya Yesus, Engkau tahu, bahwa Negara Republik West Papua ialah Negara yang didirikan dengan cita-cita untuk menghadirkan kerajaan Allah di Bumi, seperti di surga, bukan untuk keadilan dan kemakmuran materialis duniawi, bukan untuk kemerdekaan dan kebebasan jasmaniah yang fana, bukan untuk keadilan sosial bagi seluruh rakyat yang bersifat sangat duniawi. Engkau telah lihat dasar pemikiran dan rancangan Undang-Undang yang secara langsung mengundang keterlibatan-Mu secara legal-formal negara dalam perjuangan ini.

Iblis masih ada, dia bekerja menebar kecurigaan, menebar ke-akuan yang mematikan, dan menebarkan rasa takut, rasa saling mencurigai, rasa saling membenci dan rasa saling mendendam, yang tidak sehat dan tidak beradab.

Dalam Darah Yesus saya patahkan dan saya hancurkan segala kuasa kegelapan.

Sampaikanlah undanganku yang sangat pribadi ini kepada saudara-saudara-ku sebangsa, seiman, sependiritaan dan senasib.

Tuhan, lihat hatiku! Lihat pikiranku! Sampaikanlah hati ini, perasaan ini, cinta-kasih ini, kasih Allah yang ada di dalam hati kami kepada saudara-saudara-ku di mana-pun mereka berada.

Hadirlah dan nyatakan kehendak-Mu. Tunjukkan kuasa-Mu.

Engkah telah datang ke dalam dunia ini dan mati lalu bangkit mengalahkan iblis, yang memisahkan kami dari Allah, yang memisahkan kami suku-suku di Tanah Papua, mendamaikan kami dengan Allah dan mendamaikan kami di antara suku-suku di Tanah Papua.

Kepentingan kami, kehendak kami, pemikiran kami, kedudukan kami, perjuangan kami semuanya hanya sementara untuk di dunia ini selama kami hidup di dunia ini.

Kami berdoa demi kepentingan hidup kekal. Kami minta karena kewajiban kami sebagai orang Kristen, bukan karena kewajiban di dalam posisi kami secara politik ataupun militer. Itu sama sekali sementara. Yang kekal ialah kebenaran bahwa kami hanyalah manusia, yang telah dilahirkan, dan sekarang hidup dan kemudian akan mati, dan roh kami akan hidup di alam baka Bukan sebagai orang Yali, bukan sebagai orang Walak, bukan sebagai orang Mee, bukan sebagai orang Lani, bukan sebagai orang Papua, bukan sebagai orang Indonesia, tetapi sebagai anak-anak Allah, satu babptisan, satu kasih, satu pengharapn.

Dalam Nama Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus hamba-Mu berdoa. Kiranya kabulkan-lah doa kami ini. Berbisik dan berteriaklah ke dalam hati dan pikiran semua bangsa Papua, secara khusus saucara-saudara sebangsa, setanah air, seperjuangan dan senasib yang kaimi sebutkan secara khusus dalam doa ini.

Dalam Nama Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus! Amin!

Blog at WordPress.com.

Up ↑

%d bloggers like this: